Friday, December 20, 2013

Pengangkutan Penumpang dikota Bandung.

Sebagai kota besar dan Ibu Kota Propinsi, dengan penduduk 4 juta lebih, dimana boleh dikatakan tidak ada pelebaran jalan atau sulit untuk melakukannya, ditambah dengan bermacam-macam kendaraan yang memakai jalanan umum, adalah wajar sekali untuk memikirkan jalan keluar dalam hal pengangkutan penumpang didalam kota Bandung.
PT Haji Kalla, menyarankan untuk membangun "Mono Rail" sebagai jalan keluar dalam usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimana penumpang dengan jumlah besar dapat diangkut sekali jalan. Ini apa yang disebut sebagai "Mass Transit". Biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini diperkirakan sekitar Rp. 4 Trilyun.
Pembangunan "Mono Rail" itu sangatlah mahal. Monorail di Kualalumpur memakan ongkos USD 36 juta per kilometer. Ongkos pembangunan "Mono Rail" di Mumbai, India memakan ongkos USD 27,25 juta per kilometer. Kota Seattle di Negara Bagian Washington, USA pada bulan November 2005, penduduknya memberikan suaranya untuk tidak membangun "Mono Rail". Ongkos pembangunan "Mono Rail" di kota Seattle ini diperhitungkan akan memakan biaya USD 100 juta per mile. Setelah diperhitungkan kembali, biayanya turun menjadi USD 87 juta per mile.
Di kota Las Vegas, di negara bagian Nevada,USA, dibangun "Mono Rail" serta 7 stasiunnya memakan ongkos USD 650 juta. "Mono Rail" di Las Vegas ini hanya sebagai daya penarik turis dengan memberikan angkutan dari satu Casino ke Casino lainnya.
"Mono Rail" di Bandung dengan jarak 30 km itu diperkirakan akan memakan biaya USD 470 juta, atau USD 19 juta per kilometernya. Jarak ini adalah dari Utara ke Selatan dan mengelilingi kota Bandung. Diberitakan harga karcisnya adalah Rp.7000 sekali jalan.
Pertama-tama harus diingat dan dimengerti bahwa usaha pengangkutan penumpang dalam kota dimanapun didunia adalah usaha yang tidak mengejar keuntungan. Tersedianya pengangkutan penumpang dalam kota adalah sebagai imbalan balik dari Pemerintah dalam usaha kesejahteraan penduduknya. Dengan arti kata lain subsidi Pemeritah, apakah Pemda, Pemkot dan Pusat sangat diperlukan. Jadi biaya pembangunan "Mono Rail" di Bandung sejumlah Rp. 4 Trilyun harus ditambahkan biaya pengoperasiannya.
Dalam usaha Pemerintah untuk membangun suatu proyek dengan biaya yang sedemikian besarnya, harus dipikirkan akan "keuntungan" lainnya yang dapat dirasakan oleh penduduk setempat. Dengan demikian biaya yang besar itu mempunyai dampak positip akan kesejahteraan penduduk. Umpamanya, pembangunan "Mono Rail" di Bandung ini, harus dikaitkan dengan usaha-usaha lainnya. Apakah itu usaha penanggulangan banjir, atau usaha pembuangan air limbah dari rumah-rumah. Atau usaha-usaha lainnya seperti tersedia air dengan mudah untuk dipakai Pemadam Kebakaran, penyemprotan jalanan terutama di musim kemarau, dan penyiraman pohon-pohon atau taman bunga sepanjang jalan.
Mengingat biaya yang sangat besar dalam pembangunan "Mono Rail" ini apakah kiranya dapat dipikirkan cara lain yang lebih murah dalam pembangunan awal dan juga murah dalam pengoperasiannya. Kalau kita membaca "Mono Rail" memberikan kesan yang dimaksud adalah Sistim "Maglev", dimana induksi magnet memutarkan roda-roda gerbongnya. Bagaimana kalau apa yang disebut "Mono Rail" ini adalah berupa "Jalan Layang Bis Dua Jalur".
Dengan pemikiran dasar "Jalan Layang Bus Dua Jalur", berarti tidak perlu rel-rel besibaja, roda-rodanya bukan roda besibaja seperti kereta api, karena badannya berupa badan Bis, gerbong-gerbong penumpang itu dibuat dari bahan seperti Bis antar kota. Berati berat badan Bis ini lebih ringan daripada gerbong penumpang kereta api. Karena badan Bis yang ringan, alat penggeraknya dapat dipakai mesin-mesin diesel atau mesin diesel electric atau motor listrik yang tidak memerlukan tegangan listrik yang tinggi , sebagai alat penggeraknya. Tidak memerlukan "sub station" pada jarak-jarak tertentu untuk menurunkan listrik tegangan tinggi, juga tidak memerlukan peralatan untuk menukar arus AC menjadi arus DC. Mesin-mesin penggerak ini jauh lebih murah dari motor induksi sistim "Maglev". Memungkinkan motor listrik sebagai penggerak Bis ini dapat diproduksi di dalam negeri. Bila dipakai Bis-Bis sebagai "gerbong" penumpang yang ringan, dua atau tiga badan Bis bergandengan, mungkin dapat mengirit dalam pembangunan "Jalan Layang"-nya. Menghemat dalam pemakaian semen dan besi beton.
Ditengah-tengah jalur, dibangun "rel" dari besi beton, kegunaan rel ini hanya sebagai "pengarah" agar Bis berjalan dijalurnya. Roda dengan ban ( seperti ban Forklift) dipasang horisontal dikedua sisi "rel" ini. Ban-ban lainnya berjalan di permukaan jalur ini sebagai penyanggah badan Bis dan sebagai penggerak Bis. Mengingat berat badan Bis yang ringan, dan dioperasikan diatas tanah, memungkinkan akan pemakaian "Diesel Electric" dengan mesin diesel ukuran kecil. Atau mesin penggerak "Hybrid", juga memungkinkan memakai motor listrik dimana listrriknya diambil dari seperangkat batre. Atap Bis dipasang "Solar Panel" untuk mengisi batre, listrik dari batre memutarkan motor listrik sebagai alat penggeraknya. Bila sistim "Solar Panel" dipakai, mengingat jalanan yang menurun dan mendaki, ada keuntungan lain. Keuntungannya tenaga penggerak Bis ini dapat dirubah dari motor listrik menjadi generator listrik hanya dengan memijit tombol. Jalanan mendaki mesin penggeraknya sebagai "motor listrik", sewaktu berjalan menurun, motor listrik ini berubah menjadi generator listrik mengisi batre dan juga sebagai "rem".
Dengan pemikiran dasar bahwa proyek dengan biaya yang besar ini harus mempunyai keuntungan sampingan dimana keuntungan sampingan ini akan membuka pintu menuju ke sejahteraan penduduk. Umpanya,
1.menanggulangi banjir

2.menanggulangi penyaluran air limbah rumah,

3.usaha "Sewage Treatment Plant"

4.membangun sarana rekreasi penduduk

5.mungkin juga keuntungan sampingan ini dapat diusahakan sebagai salah satu pemasukan kas Pemkot.

6.melestarikan lingkungan

7.membuka usaha sebagai penghasilan tambahan bagi penduduk setempat.

Rute Utara - Selatan

Bagaimana kalau "Jalur Layang Bis Dua Arah" ini dibangun sepanjang Cikapundung, mulai dari Babakan Siliwangi sampai ke Pasirmalang atau lebih jauh lagi sampai batas Kota. Di tempat-tempat tertentu, jalan arus Cikapundung disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dinding-dinding beton di kedua sisinya.
1.Dinding besi beton dibangun dikedua sisi Cikapundung. Dinding beton ini sebagai landasan "Jalur Layang Bis Dua Arah".

2.Dalam jarak tertentu dibangun "Pintu-pintu Air" untuk mengatur arus Cikapundung di musim hujan. Jarak dari pintu air yang satu dan lainnya berupa "kolam" dipakai dalam menampung air hujan dan juga menampung air limbah rumah.

3.Dalam kolam ini ditanami "eceng gondok" dalam usaha awal membersihkan air Cikapundung. Di kolam -kolam ini dipelihara ikan mas dan lele.

4.Adanya "pintu air" ini dapat dimanfaatkan usaha Hydro-mini. Dalam jarak tertentu dibangun Taman Rekreasi, listrik dari Hydro-mini sebagai sumber listrik untuk penerangannya. Dengan adanya Ikan Mas dan Lele, dapat merupakan Taman Rekreasi untuk memancing ikan bagi penduduk setempat, terutama anak-anak. Pemkot dapat saja mengkontrakan usaha rekreasi ini kepada pihak swasta.

5.Dasar Cikapundung dalam waktu-waktu tertentu dikeruk. Usaha dalam pencegahan bajir dan lumpur yang dikumpulkan dikeringkan dan dibuat "pellets" untuk dijual sebagai pupuk organik.

6.Dengan dibangun dinding di kedua sisi Cikapundung, mengurangi pembuangan sampah penduduk yang bermukim sepanjang Cikapundung. Membuka jalan dalam usaha pembersihan Cikapundung dari polusi sampah.

7. Membuka jalan bagi penduduk yang bermukim dekat stasiun-stasiun untuk membuka penitipan motor atau mobil. Merupaka penghasilan tambahan.
Keuntungan "sampingan " mudah-mudahan dapat ditrapkan di berbagai Kota Besar di seluruh Nusantara, dimana kondisi kota-kota itu hampir sama dengan Kota Bandung dengan Cikapundung-nya.
Dengan membangun "Jalur Layang Bis Dua Arah" sepanjang Cikapundung, kemungkinan bahwa ketinggian jalur ini dapat diatur sedemikian rupa dengan suatu sudut tertentu sehingga perjalanan dalam jalur ini dari Utara ke Selatan merupakan jalanan yang menurun. Dengan demikian perjalanan Bis dalam jaluir Utara-Selatan sebanyak mungkin memakai tarikan bumi (gravity). Jalanan yang boleh dikatakan rata memberi keuntungan dalam pengoperasian Bis di jalur layang ini. Tidak perlu mesin penggerak yang besar, murah dalam pengoperasian sehari-hari. Mengirit dalam biaya pembangunan awal dengan seminim mungkin untuk "menggusur" rumah penduduk.

Rute Timur - Barat

"Jalur Bis Dua Jalur Dalam Tanah" dibangun dibawah Jalan Asia-Afrika, Kiaracondong ke Andir. Pengangkutan selanjutnya ke arah Timur, jalanan Kereta Api yang ada dimanfaatkan sampai ke Cicalengka. Arah Barat ke Cimahi dengan Bis Listrik. Dibangun stasiun dibawah tanah dimana jalur Utara-Selatan dan jalur Timur-Barat berpotongan. Pindah dari Bis Utara-Selatan ke Bis Timur-Barat tidak dikenakan biaya tambahan. Terowongan dalam tanah ini dibangun sedemikian rupa, dua terowongan yang ditumpuk dua. Terowongn bagian atas dipakai untuk "Jalur Bis Dua Arah", terowongan dibawahnya dibagi dua. Yang satu sebagai penadah air hujan, dan yang lainnya sebagai penadah air limbah dari rumah. Sebahagian besar dari terowongan ini dipakai sebagai Penadah air hujan sebagai "reservoir" airnya dipakai untuk keperluan Pemadam Kebakaran dan penyemprotan jalanan dimusim kemarau serta menyirami pohon-pohon dan tanaman lain dipinggir jalan. Bila air hujan melebihi daya tampung, air hujan dibuang ke Cikapundung. Air limbah rumah langsung dibuang ke Cikapundung. Dengan kemajuan teknologi, dapat saja terowongan penampungan air hujan dan air limbah rumah dibuat dari re-enforced plastik, ferro cement atau bahan plastik lainnya. Dikemudian hari, air hujan yang ditampung dapat diolah untuk air minum. Kembali ke "pemikiran dasar" bahwa proyek dengan biaya besar harus ada dampaknya yang positip kepada penduduk. Selokan-selokan terbuka akan lenyap, mengingat ada jalan keluarnya dengan menyalurkan air selokan-selokan ini ke terowongan penampungan didalam tanah melalui sistim riool.
Mengingat terowongan ini untuk dipakai sebagai jalur Bis, dikarenakan berat Bis yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan kereta api, pengiritan dalam pembangunan awal dapat dicapai dengan menghemat semen dan besi beton. Dengan sendirinya waktu yang diperlukan dalam membangun terwongan ini dapat dipersingkat.
Rute-rute lainnya menuju ke/dari stasiun-stasiun Jalur Utara-Selatan dan Jalur Timur-Barat dipakai Bis Mini dengan motor listrik.
Landasan berpikir dalam usaha Pengangkutan Penumpang dalam kota adalah sebagai berikut:
Pengangkutan Penumpang Dalam Kota, bukan saja mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali angkut (Mass Transit), tetapi pengangkutan penumpang dimana alat pengangkutnya tiba dan berangkat dari satu stasiun tepat dengan jadwalnya dan frekuensi kedatangan disetiap stasiun itu lebih sering.
Jikalau kemampuan pengangkutan umum itu untuk mengangkut penumpang tidak banyak, namun kedatangan dan keberangkatan alat pengangkutan lebih sering, bagi penumpang tidak akan menjadi persoalan besar. Dengan arti kata lain, alat pengangkutan penumpang itu tidak perlu mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar dalam sekali jalan. Jalan lain untuk mengurangi kepadatan penumpang didalam gerbong, jam-jam buka kantor diatur sedemikian rupa sebahagian buka lebih cepat dan sebahagian lainnya buka kantornya lebih lambat.
Kita jangan mencoba untuk memperbandingkan Pengangkutan Penumpang Dalam Kota dengan di Kota-kota lain di dunia untuk diterapkan di dalam negeri. Pertama daya beli rakyat kita jauh dibawah daya beli masyarakt di kota lain di dunia. Berarti harga karcis harus murah. Di New York City, USA, dimana jaringan pengangkutan penumpangnya dalam kota adalah yang terbaik didunia, dilihat dari segi luas daya jangkauannya. Dengan mengoperasikan kombinasi Kereta Api Dalam Tanah, Kereta Api jalan layang dan Bis-bis kotanya, pemasukkan dari harga karcis hanya mencapai 47% dari ongkos-ongkos pengoperasiannya. Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Paris, London dan Mexico City.
Harga karcis di NYC adalah $ 2.25, minimum upah kerja adalah $7.15 perjamnya. Satu hari bekerja selama 8 jam setelah dipotong pajak penghasilan menghasilkan $ 48. Ongkos angkutan ke dan dari tempat bekerja adalah $ 4.50 per hari. Kotapraja rugi dalam pengoperasian pengangkutan penumpang dalam kota, namun memberikan kelonggaran untuk warganya mencari nafkah dengan memberikan harga karcis yang murah, sehingga jarak dari rumah ketempat bekerja tidak menjadi persoalan. Tetapi dengan lebih banyak warganya bekerja berarti lebih banyak pemasukkan Kotapraja dari pajak penghasilan, pajak penjualan.
Kebiasaan dan kebutuhan penduduk setempat berbeda-beda. Sebagai contoh untuk memenuhi kebutuhan penduduk dalam berdagang keliling, umpamanya, Bis-Bis pengangkutan penumpang dalam kota dapat saja dipasangkan gandengan gerbong terbuka atau gerbong-gerbongnya dimana kursi-kursinya dapat dilipat, dalam waktu-waktu tertentu. Gerbong ini diperuntukkan bagi para pedagang keliling membawa barang dagangannya beserta perlengkapan alat-alat jualannya. Mungkin ini adalah salah satu usaha mengurangi kepadatan kendaran speda motor di jalanan. Melihat akan adanya "perlakuan istimewa" ini akan merangsang para warga lainnya untuk ikut berusaha dengan berjualan keliling. Kembali ke pemikiran "proyek dengan biaya besar" harus ada dampak positip kepada penduduk setempat.
Semua Bis-bis apakah yang menjalani trayek diatas tanah, dibawah tanah dan dijalan diusahakan dari jenis yang sama. Terutama mesin-mesin penggeraknya serta suku cadangnya. Ini adalah perlu dalam usaha menekan ongkos pengoperasiannya sehari-hari dan menekan seminim mungkin jumlah Bis-bis yang tidak jalan karena perlu perbaikan.
Alat penggerak gerbong-gerbong berupa Bis ini adalah motor listrik. Listrik yang dipakai untuk memutarkan motor listrik ini diambil dari seperangkat batre yang disimpan didalam badan Bis. Setiap gerbong Bis dilengkapi dengan dua perangkat batre. Perangkat yang satu untuk memutarkan motor listrik, perangkat yang kedua diisi batrenya dengan listrik yang diambil dari generator di setiap stasiun melaui kawat yang dipasang diatas langit-langit terowongan. Dengan demikian setiap gerbong Bis selalu mempunyai sumber listrik dari batre yang diisi penuh.

Wednesday, December 11, 2013

Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di Pulau-Pulau Kecil

Anggaran Belanja Negara tahun 2014.....Rp. 1.842,5 triliun........

Budget untuk Kementrian Pertahanan Rp. 86,4 trilliun.
Dimana akan dialokasikan untuk keperluan. Peningkatan Kemampuan  Pertahanan dalam menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI    dengan :

*Modernisasi dan Peningkatan alat utama persenjataan (Alutsista) integrative mencapai 28 %, matra darat *25 %), matra laut ( 21 %) dan matra udara (32 %)

*Memperluas pendayagunaan industry pertahanan nasional dan mengutamakan pengadaan Alutsista hasil produksi industry dalamnegeri mencapai 25 %.
=====================================

Alangkah baiknya ditambahkan usaha-usaha berikut ini sebagai usaha nyata dalam mewujudkan Peningkatan Kemampuan Pertahanan. Ada point plusnya dibandingkan dengan 2 points diatas. Usaha ini akan memacu ekonomi local, akan memperlihatkan ke "serius-an" Pemerintah dalam usaha Peningkatan Keamanan ini yang dapat dilihat oleh dunia luar dengan adanya Mercu Suar sebagai pembantu alat navigasi pelayaran nasional maupun pelayaran internasional. Usaha nyata dalam pencegahan kapal-kapal asing yang keluar masuk perbatasan NKRI secara  "saenak perutnya sendiri".


    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa
Pembangunan Pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil adalah dalam rangka membangun ketahanan Nasional. Serta pengamanan lautan Nusantara dari kapal-kapal berbendera asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di lautan Nusantara. Pembangunan pangkalan TNI AL dan TNI AU di pulau-pulau kecil, juga akan menjadi tonggak utama dalam perkembangan ekonomi setempat, dan pendidikan penduduk setempat.
Di pulau-pulau kecil dimana ada Pangkalan TNI AL dan TNI AU, rakyat setempat dapat diikutssertakan dalam usaha "perawatan" pangkalan-pangkalan itu. Penduduk setempat diberikan pendidikan dalam usaha bercocok tanaman. Tentunya dengan bimbingan dari para Insinyur Pertanian. Insinyur Pertanian ini di-"wamil"-kan untuk masa waktu tertentu dan ditempatkan untuk bertugas di pangkalan-pangkalan ini.
Penduduk diberikan pendidikan dalam menanam sayur mayur, buah-buahan dan juga pembuatan pupuk kompos. Hasil dari bercocok tanaman ini dijual ke pangkalan AL dan AU. Juga kepada kapal-kapal patroli TNI AL yang berpatroli didaerah itu dimana pelabuhan di pulau itu merupakan Induk Pelabuhan kapal-kapal tersebut.
Penduduk setempat diberikan juga pendidikan dalam penanaman pohon jarak. Biji jarak dijual ke koperasi untuk diolah menjadi minyak jarak. Dan minyak jarak ini dijual ke Pangkalan Al dan AU sebagai campuran untuk minyak diesel. Juga minyak jarak ini dipakai untuk campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI AL. Minyak jarak dipakai oleh TNI AU untuk campuran minyak diesel pembangkit tenaga listrik darurat dan juga sebagai bbm truck-truck dan kendaraan bermesin diesel lainnya.
Minyak jarak dijual ke PLN sebagai campuran minyak diesel untuk menjalankan mesin diesel penggerak Generator Listrik. Atau membangun PLTUDengan tersedianya aliran listrik ini, akan timbul usaha-usaha baru. Pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Juga Pemerintah memberikan izin untuk pembuatan garam secara modern dengan peralatan-peralatan modern. Garam yang dihasilkan dibeli oleh Koperasi untuk pembuatan ikan asin. Dengan demikian para nelayan dapat menangkapn ikan sebanyaknya dan ikan itu diproses lebih lanjut untuk dijadikan ikan asin. Ikan asin sebagai bahan untuk dijual ke Pangkalan, Kapal-kapal TNI AL serta penduduk dipulau itu atau dipulau lainnya.
Juga dijajagi penanaman pohon sagu di Mauluku ala Perkebunan Karet/Kelapa Sawit di Sumatara dalam skala yang kecil. Juga dijajagi kemungkinannya untuk menanam padi curah hujan.
Dikarenakan sudah ada listrik, kemungkinan besar usaha penyulingan air laut menjadi air minum dapat dilaksanakan. Air minum dijual ke Pangkalan AL dan AU serta kapal-kapal patroli AL. Tentunya juga penduduk dengan harga yang cukup murah.

Pembangunan Mercu Suar dipulau=pulau paling luar, diperlengkapi dengan teropong electronic diserta dengan jaringan electronic melalui satelit. Sehingga gerak-gerik kapal yang mencurigakan dapat ditangani langsung oleh Mabes TNI. Sehingga perintah menerbangkan pesawat tempur dalam usaha-usaha membayang-bayangi kapal yang mencurigakan dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat pada waktunya. Perintah siap siaga kapal-kapal patrol kecepatan tinggi dapat dilaksankan sekali gus. "Show of force" ini merupakan usaha agar kapal-kapal berbendera asing yang beritikad tidak baik akan berfikir dua/tiga kali untuk memasuki perairan NKRI.  Pembangunan kapal patroli kecepatan tinggi perlu ditingkatkan dan jumlah armadanya di perbesar. Penggunaan "water jet" sebagai tenaga penggerak perlu dijajagi. Atau kemungkin pemakaian tenaga penggerak baling-baling dengan motor listrik dibawah permukaan air dengan kemampuan berputar 360 derajat perlu dijajagi.

Saturday, December 7, 2013

MP3EI : Depot Peti Kemas. Jaya dilaut, sejahtera didarat.

Tags: mp3ei, wamil

  

Untuk menjadi pemain tetap dalam usaha pengangkutan Peti Kemas Internasional, kita sebetulnya mempunyai kelebihan dibandingkan dengan negara tetangga (Singapore dan Malaysia). Mengingat wilayah yang membentang hampir 3000 miles yang menjadi wilayah antara Pasific dan Australia dan New Zealand, Juga dilewati jalur pelayaran Amerika Pantai Timur; Eropah ke Cina, Jepang, Korea,Taiwan p.p.. Jalur pelayaran ini merupakan jalur yang terpenting dalam perdagangan internasional. Lebih dari satu tempat dalam jalur perdagangan yang terpenting didunia itu dapat menjadi tempat untuk dibangun sebagai pelabuhan transit. Kapal-kapal peti kemas raksasa menyinggahi Pelabuhan Transit ini, membongkar peti kemas untuk dikapalkan ke pelabuhan di kawasan Asia Tenggara dan kesebelah timur ke Papua Nugini, Australia, New Zealamd dan Pacific Selatan.
    • Peta Perdagangan Dunia
Dalam jalur perdagangan terpenting ini, peti kemas yang diangkut jumlahnya sangat besar. Sedemikian banyaknya jumlah peti kemas yang diangkut, salah satu perusahaan pelayaran peti kemas yang sekarang ini mengoperasikan 10 kapal peti kemas raksasa dengan kesanggupan mengangkut 18000 peti kemas ukuran 20 ft per kapal, merencanakan untuk membangun 30 kapal baru dengan kemampuan angkut yang lebih besar lagi..
Kita tidak perlu menjadi operator kapal-kapal peti kemas samudera.. Dengan modal yang tidak terlalu besar perusahaan pelayaran nasional dapat ikut serta dengan aktif. Kita harus sanggup menjual "jasa" dalam pengangkutan Peti Kemas Internasional ini. Adapun jasa yang dimaksud adalah, pertama sebagai "Depot" atau "Distribution Center" dimana tugas utama adalah dalam mengurus "lalu-lintas" peti kemas ini agar sampai di pelabuhan tujuan dengan cepat dan aman. Service dalam persediaan peti-peti kemas kosong. Perbaikan peti-peti kemas yang rusak dalam transit, serta memuat kembali muatannya ke peti kemas yang layak pakai. Peti-peti kemas kosong ditampung di pelabuhan transit ini, dan dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan muat dengan kapal khusus peti kemas dengan DWT kecil berbendera Merah Putih.
    • tpk palaran
Pembangunan pelabuhan Transit ini, jangan diartikan bahwa kita akan bersaing dengan Singapore dan Malaysia, tetapi membangun Pelabuhan Transit Peti Kemas ini adalah dalam usaha menunjang kelancaran lalu-lintas peti kemas berisi muatan maupun peti kemas kosong dari dan ke dua negara tetangga ini. Peti-peti kemas yang berasal dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dan yang berasal dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan.
Pelabuhan Transit Peti Kemas ini juga menyediakan keperluan makanan, air dan BBM bagi kapal-kapal peti kemas raksasa, mempunyai fasilitas perbaikan-perbaikan peti kemas, dan perbaikan kecil/darurat pada mesin-mesin kapal peti kemas raksasa itu. Juga sebagai tempat gudang penyimpanan suku cadang mesin-mesin kapal. Pelabuhan Transit ini menjadi tempat kantor-kantor perwakilan dari Perusahaan Pelayaran Internasional, kantor perwakilan perusahaan pembuat mesin-mesin kapal dan peti kemas. Kantor-kantor Biro Klasifikasi, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang banyak berhubungan dengan pengoperasian kapal peti kemas raksasa.
Diperlukan dua Pelabuhan Transit Peti Kemas diwilayah NKRI. Yang pertama dibagian Barat NKRI dalam jalur pelayaran dari Cina, Jepang, Korea dan Taiwan ke Eropah dan Pantai Timur Amerika.Utara p.p. Idealnya Pelabuhan Transit ini harus dekat dengan Selat Sunda. Pulau Bangka pantai Timur merupakan tempat yang cocok. Dari pelabuhan transit ini peti-peti kemas dari Pantai Timur Amerika dan Eropa dikapalkan ke Singapore, Tg.Pelepas, Vietnam, Bangkok, Manila, Brunei,Serawak dan Jayapura p.p. Dan yang satu lagi dibagian Timur NKRI, mungkin di Jayapura untuk mengapalkan peti-peti kemas ke tujuan Papua Nugini, Australia, New Zealand dan Pasific Selatan. Pengangkutan peti-peti kemas dari Pelabuhan Transit Utama ke Jayapura dikapalkan dengan kapal-kapal khusus pengangkut peti kemas berbendera Merah Putih. Tentunya, karena Pelabuhan Transit Utama disinggahi Kapal Peti Kemas Raksasa, alat-alat penyokong didarat sudah tentu harus tersedia. Demikian juga di Jayapura, karena pelabuhan ini disinggahi kapal-kapal peti kemas dari Australia dan New Zealand, peralatan penyokong didarat terutama derek-derek khusus untuk membongkar dan memuat peti kemas harus tersedia. Jadi investasi dalam pembelian dan pengoperasian kapal khusus untuk mengangkut peti kemas berbendera Merah Putih adalah masuk diakal dan wajar. Disamping Kapal Ferry Berkecepatan tinggi juga mengangkut peti-peti kemas dalam jalur pelayarannya.
Karena apa diperlukan cara-cara pengangkutan peti kemas secara bertahap ini? Pertama karena pengoperasian kapal peti kemas raksasa ini sangat mahal per harinya. Untuk menghemat ongkos, pelabuhan yang disinggahi diusahakan seminim mungkin, juga waktu berlayar dilaut diusahakan sesingkat mungkin. Mengingat ongkos BBM yang dari hari ke hari naik terus, ongkos pembelian BBM ini dibag-bagi antara perusahaan pelayaran. Yaitu antara perusahaan kapal peti kemas raksasa dan para operator kapal-kapal dari Pelabuhan Transit ke pelabuhan tujuan. Dengan demikian "freight rate" dapat dipertahankan dengan harga yang sekarang ini untuk masa waktu lebih lama lagi. Jadi dengan pembangunan Pelabuhan Transit ini sebetulnya adalah demi untuk kepentingan para operator Kapal Peti Kemas Raksasa, dengan demikian kalaupun mereka diikut sertakan dalam pembangunan Pelabuhan Transit Peti Kemas di wilayah NKRI tidak ada alasan yang kuat untuk tidak menyambutnya dengan baik. Keterangan diatas merupakan "selling point" untuk mendapat perhatian serta dukungan dari perusahaan-perusahaan pelayaran peti kemas yang mengoperasikan kapal-kapal peti kemas raksasa. Kita perlu akan sokongan mereka dalam gagasan pembangunan dua Pelabuhan Transit di wilayah NKRI.
    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

Pengapalan peti kemas Nusantara.

Pengapalan dengan peti kemas antar pulau harus digalakkan. Dalan usaha untuk menekan waktu di pelabuhan muat/bongkar dan waktu pelayaran kepelabuhan tujuan. Keuntungan lain dengan pengapalan peti kemas Nusantara, ialah peti kemas itu dapat dipergunakan sebagai tambahan ruangan gudang ditempat atau dipabrik-pabrik, sambil menunggu untuk dikapalkan. Dengan demikian produksi pabrik akan berjalan terus dalam memenuhi pesanan pembeli. Peti kemas dengan peralatan pendingin dapat dipakai sebagai tempat gudang sementara untuk sayur mayur atau ikan. Disediakan ditempat, dalam musim memetik sayur atau buah-buahan.. Dengan demikian membangun gudang yang permanen dengan alat pendingin khusus untuk menyimpan sayur mayur tidak diperlukan. Mengingat kebutuhannya hanya musiman saja.
Kombinasi dermaga beton di setiap pelabuhan, peti kemas sebagai wadah mengapalkan muatan serta jadwal pelayaran yang teratur dari Kapal Ferry jenis Ro-Ro, memungkinkan mendirikan pabrik-pabrik apapun, dimanapun di seluruh Nusantara. Tentunya dalam usaha menekan ongkos dengan mendirikan pabrik berdekatan dengan tempat sumber bahan-bahan mentahnya. Pabrik minyak kelapa dapat didirikan dimana saja di Maluku atau Sulawesi Utara. Seluruh pantai pulau-pulau dikedua daerah ini lain tidak hanya pohon kelapa. Dengan adanya pabrik minyak kelapa di satu pulau akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi lokal. Membuka lapangan kerja untuk penduduk setempat. Pembuatan kopra akan meluas. Pengangkutan laut dengan perahu layar atau kapal kayu bermotor akan sibuk berlayar dari satu pulau ke pulau lainnya mengangkut karung-karung kopra. Kapal Ferry Ro-Ro (kapal-kapal feeders) siap mengangkut minyak kelapa apakah dalam kemasan tong-tong plastik atau secara curah kedalam perti kemas tangki dari dermaga pabrik minyak kelapa., untuk dikapalkan ke pasaran.
Merancang membangun pabrik pengolahan botol atau kemasan plastik yang dibuang oleh kapal-kapal dan berserakan dipantai-pantai pulau-pulau. Pabrik diusahakan oleh Pemda. Biarlah penduduk setempat mengumpulkan botol dan kemasan plastik ini untuk "dijual" ke pabrik.Dengan demikian membuka jalan untuk penduduk setempat untuk ikut membersihkan lingkungan dan disamping itu mendapatkan upah. Plastik diolah kembali dan dijadikan barang-barang keperluan Rumah Tangga, tong air untuk menyimpan air bersih untuk diminum, dijadikan tali plastik sebagai tali pengikat. Tali untuk keperluan diperahu, tali jemuran pakaian, tali untuk menangkap ikan, dsbnya.
Dengan arti kata lain, memeratakan perekonomian Nasional keseluruh pelosok tanah air. Membantu Daerah-daerah untuk berdiri sendiri dalam perekonomiannya dan membantu untuk memakmurkan daerah masing-masing. Mengelola kekayaan alam setempat dan "meng-uang-kan" sekali gus, tentunya dengan rasa tanggung jawab untuk tidak mengganggu atau merusak lingkungan. Siapa lagi yang memikirkan dan memelihara lingkungan alam dengan sungguh-sungguh selain penduduk setempat.
Memanfaatkan usaha-usaha pengangkutan barang melalui laut sepenuhnya demi kemajuan Negara dan Bangsa. Pengangkutan laut adalah salah satu usaha untuk mendekatkan silaturahmi penduduk dari berbagai pulau dengan mempermudah perjalanan dari satu pulau ke pulau lainnya. Memupuk apa yang disebut "sense of belonging" sebagai warga negara Indonesia, mulai dari Sabang sampai ke Merauke.
Harap dicatat bahwa seluruh Armada Kapal Ferry Ro-Ro ini adalah kapal kombinasi muatan dan penumpang. Jadwal yang teratur dalam pengoperasian kapal-kapal ini, harga karcis kapal yang tidak memberatkan rakyat, serta suasana yang nyaman dalam perjalanan, disertai hal-hal yang "memudahkan" untuk berpergian dengan kapal laut, akan menimbulkan dampak yang positif terhadap cara berpikir penduduk di pulau-pulau. Salah satunya ialah perasaan terisolir akan terkikis habis, mereka dapat berpikir dan merasa bahwa mereka sekarang ini adalah bagian dari NKRI, serta dapat ikut aktip membanguna negara dan bangsa.
Dengan arti kata lain pengoperasian Kapal Ferry Ro-Ro ini lain tidak adalah usaha untuk memenuhi slogan...".Jaya dilaut, sejahtera didarat

MP3EI : Cetak Biru Pelayaran Nusantara

Tags: air, banjir, hujan, iwrm, limbah

  Apr 27 '12

Posted By: Pelangi New York City 

2 Comments
    • Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan
Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan

Deklarasi Djuanda.


NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda adalah Negara Kepulauan. Dimana laut-laut diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai kelanjutan dari deklarasi itu, Pemerintah harus bertanggung jawab akan kelancaran perhubungan antar pulau dimana ada permukiman penduduk. Sama halnya dengan pembangunan jalan-jalan di pulau-pulau di seluruh Nusantara. Dimana jalan-jalan ini menghubungkan satu desa dengan desa lainnya atau satu kota dan kota lainnya. Atau menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya antar kota yang dikenal dengan Jalan Provinsi.
Adalah tanggung jawab Pemerintah untuk membina usaha-usaha pelayaran lokal dan pelayaran Nusantara sebagai "konsekuensi" dari Deklarasi Djuanda. Pelayaran lokal ibaratnya jalan antar desa, dan Pelayaran Nusantara ibaratnya jalan Propinsi. Ini perlu diwujudkan untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Deklasi Djuanda ini memang diperlukan dan memang merupakan infrastrukture yang nyata dan diperlukan dalam suatu Negara Kepulauan seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Juga sebagai tindak lanjut Pemerintah dalam usaha memberikan kesejahteraan kepada warganegaranya diseluruh Nusantara di pulau yang besar sampai ke pulau-pulau yang kecil-kecil. Juga sebagai bukti yang nyata dari Pemerintah dalam usaha melindungi keselamatan warganegaranya dari gangguan dari luar.

Pelayaran Nusantara.


Pelayaran Nusantara dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pelayaran lokal.
Pelayaran ini adalah pelayaran antar pulau dengan memakai perahu kayu layar atau perahu kayu bermesin. Jalur-jalur pelayarannya terbatas antara pulau yang satu dengan pulau lainnya.

2. Pelayaran dekat antar Propinsi.
Jalur-jalur pelayaran yang dilayari oleh kapal-kapal dengan bobot antara 500 ton sampai 1000 ton. Juga kapal layar Pinisi.

3. Pelayaran Nusantara
Melayari jalur-jalur panjang dengan kapal-kapal berbobot diatas 1000 ton.
4. Pelayaran Nusantara Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional.
Kapal berkecepatan diatas 30 knots dari jenis Ro-Ro (Roll On- Roll Off), kombinasi kapal penumpang dan petikemas atau truk. Akomodasi penumpang diatas 1000 penumpang, dapat mengangkut sepeda motor, mobil dan truk. Kapal Ferry Ro-Ro ini menghubungkan Belawan/Bangka-Belitung/Tg.Priok/Tg.Perak/Makassar/ /Ambon/Jayapura dan Ambon/Banda/Merauke. Dengan jadwal yang tetap dan teratur. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi BBM s angat diperlukan. Mengingat harga kapal serta ongkos pengoperasian yang tinggi uluran pemerintah berupa subsidi terutama dalam subsidi pembelian/pembangunan kapal baru dan dalam pembelian BBM sangat diperlukan.
5. Kapal Ferry Penyeberangan.
Penyeberangan dari satu pulau ke pulau lainnya seperti di Provinsi Riau, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok dan seterusnya. Kapal Ferry jenis Ro-Ro dengan kecepatan 20 knots sebagai kapal feeders dari pelabuhan utama yang disinggahi Kapal Ferry Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional (Sabang -- Merauke/Jayapura) ke pelabuhan-pelabuhan lainnya
Sebagai catatan, dalam usaha-usaha dunia perlayaran disetiap negara didunia ini tidak lepas dari uluran tangan Pemerintahnya. Apakah negara itu adalah negara industri atau negara berkembang. Uluran tangan itu apakah berupa subsidi dalam pembangunan kapal baru, pembangunan pelabuhan atau subsidi dalam pengeoperasian kapal-kapal berbendera negara itu.

Pelayaran antar pulau-pulau kecil.

Kapal Layar Lokal dan Kapal Layar Pinisi.

Perhubungan antar pulau ini dapat berupa usaha pelayaran rakyat dengan perahu layar atau perahu bermotor. Pengoperasian perahu layar dapat diserahkan kepada swasta setempat mengingat ongkos pengoperasian yang rendah. Namun subsidi Pemerintah diperlukan dalam usaha pengongkosan dari pembangunan perahu kayu. Penelitian dalam pembangunan perahu ini diperlukan untuk mencari bahan selain dari kayu yang murah. Apakah itu dari bahan ferrocement atau fiberglass atau bahan plastik lainnya. Atau kombinasi kayu dengan bahan-bahan kimia ini. Penelitian ini perlu untuk usaha pelestarian hutan. Jangan sampai karena menggalakkan pelayaran rakyat dengan perahu layar, persediaan kayu khusus dalam pembangunan kapal layar Pinisi yaitu kayu ulin jangan sampai habis.
Penelitian dalam design kapal kayu terutama dalam konstruksi ruangan palkah untuk disesuaikan dengan cara-baru dalam pengapalan barang muatan. Pengapalan baru secara unit (unitised cargo), muatan tidak lagi dimuat di dalam palkah satu persatu atau karton per karton atau karung per karung. Harus dipikirkan cara bongkar muat dengan memakai derek darat disetiap dermaga di seluruh pelabuhan pelayaran rakyat. Pemikiran untuk design kapal layar berdasarkan ciri-ciri khas kapal layar Pinisi dengan ukuran-ukuran yang lebih besar dengan bobot mati tertentu yang dianggap paling efisien untuk dipakai dalam pelayuaran lokal, antar Propinsi atau pelayaran Lautan Nusantara.
Desain dari tiang layar serta bahan untuk layar yang lebih enteng sehingga mudah untuk menggulung layar. Pemakaian motor listrik untuk menggulung dan mengembangkan layar dengan cepat. Bahan layar yang kuat dan tahan lama dan diusahakan dengan harga yang murah. Penelitian dalam pemakaian bahan pengawet kayu berupa cat kapal yang dapat memperpanjang umur kayu setelah dibuat sebagai perahu. Juga cat yang khusus dalam mencegah badan kapal dibawah permukaan air laut tetap bersih dan mulus bebas dari tempelan-tempelan karang. Ini perlu untuk mendapatkan kecepatan maksimum dalam pelayaran.
Penelitian dalam pemakaian mesin sebagai tenaga penggerak sewaktu masuk dan keluar pelabuhan serta dalam usaha merapat dan merenggang dari dermaga. Juga penelitian mesin apa yang paling cocok sebagai tenaga pengggerak ini. Apakah mesin diesel ukuran kecil atau mesin bensin dipakai langsung sebagai tenaga penggerak. Atau mesin diesel kecil atau mesin bensin ini dipakai untuk mengisi batre dan batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Apakah cara pengisian batre yang paling murah ini dipakai solar panel, tenaga angin atau tenaga arus laut.
Kemudian harus dipikirkan pemakaian tenaga listrik ini apakah hanya dipakai sebagai tenaga penggerak kapal layar di pelabuhan atau dipakai juga sewaktu dalam pelayaran di laut lepas. Umpamanya sebagai tenaga untuk dipakai dalam menjalankan peralatan navigasi dan keselamatan kapal layar.
Pemakaian navigasi dalam menentukan posisi kapal layar memakai satelit. Sebagai peralatan elektronic dalam menentukan arah angin sehingga layar yang dikembangkan dapat memakai tenaga angin yang menghembus semaksimal mungkin. Sebagai peralatan electronic dalam pengiriman tanda-tanda darurat--S.O.S.-atau sebagai pemancar darurat (beacon) agar memudahkan dalam pencarian S.A.R.--secara otomatis. Sebagai peralatan elektronik dalam meramalkan cuaca. Sebagai peralatan elektronik dalam perhubungan radio atau pengiriman/penerimaan data memakai computer melalui satelit.
Pemikiran pengadaan tenaga listrik untuk dipergunakan sebagai alat penggerak mesin pendingin. Mesin pendingin untuk bahan makanan abk, juga mesin pendingin untuk mendinginkan peti-kemas ukuran kecil. Atau mesin pendingin khusus untuk mendinginkan palkah. Dengan kata lain, Kapal Layar Pinisi khusus dalam pengangkutan ikan, daging dan sayur mayur yang didinginkan.
Dengan kata lain penelitian bagaimana caranya untuk menaikan tingkatan kapal layar apakah kapal kayu atau kapal dari bahan plastik dengan kemajuan High-Tech. Juga penelitian mengenai lunas kapal layar ini, mungkin menjajagi lunas berganda (catamaran) untuk menaikkan kecepatan dikombinasikan dengan pemekaran palkah untuk muatan. Ini adalah tanggung jawab Pemerintah terutama dalam bidang penelitian. Hasil dari penelitian ini nanti ditawarkankan kepada para peminat usaha pelayaran rakyat dalam membangun kapal-kapalnya tanpa tambahan ongkos. Tentunya pengadaan alat-alatnya wajar menjadi tanggungan si pengusaha.

Kapal Kayu bermotor.

Kapal Kayu Bermotor dalam pelayaran antar pulau harus dirintis oleh Pemda. Mengingat ongkos yang tinggi dalam pembangunannya dan juga dalam pengoperasiannya. Kapal ukuran kecil milik Pemda ini khusus dalam pengangkutan penumpang, pos dan keuangan serta keperluan Pemda lainnya.
Dijajagi kapal-kapal ukuran kecil bermotor listrik. Tenaga Surya dipakai untuk pengisian batre. Batre memutarkan motor listrik yang dipasang langsung ke baling-baling. Diperlukan kapal dengan kecepatan minimum 15 knots dan dapat berupa Puskemas Terapung, Kantor Pos Terapung dan Bank Terapung.
Penelitian mengenai cara-cara pengapalan baru untuk muatan yang diangkut oleh Kapal Kayu Bermesin, Kapal Layar Pinisi apakah itu unitised (umpamanya karung-karung beras diikat menjadi satu disesuaikan dengan ukuran atau beratnya). Atau menciptakan peti kemas standard pelayaran nusantara, yang dapat diangkut oleh Kapal Ferry feeders, Kapal Layar Pinisi dan Kapal Kayu Bermesin dan tentunya dapat dimuat diatas truk.
Dalam jalur pelayaran tertentu di Maluku, dicoba pemakaian Kapal Ferry jenis Ro-Ro dimana kapal jenis ini di-"kandaskan" ke pesisir. Kendaraan mobil dan truk keluar masuk dari haluan kapal.(seperti kapal LST dari Perang Dunia ke-II).

Pelabuhan, dermaga.

Satu hal lainnya yang menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagai dampak yang nyata dari Deklarasi Djuanda itu ialah membangun dermaga-dermaga di seluruh pulau-pulau di Nusantara yang ada pemukiman penduduknya. Sama saja dengan pembangunan gang, jalan kota dan jalan propinsi di pulau-pulau besar-besar di Nusantara. Dalam hal ini dermaga untuk merapat kapal layar,kapal kayu bermotor sampai kapal besar Pelayaran Nusantara. Alangkah baiknya juga peralatan bongkar muat berupa derek-derek, persediaan air minum dan bbm juga menjadi keperluan yang nyata dalam melancarkan usaha perhubungan antar pulau.
Pembangunan dermaga disetiap pulau di Nusantara dimana ada pemukiman penduduk adalah sangat penting dan erat sekali hubuingannya dengan pertahanan Nasional dan juga dalam usaha menaikkan taraf kehidupan penduduk setempat.
Disetiap pulau dimana ada pemukiman penduduk harus dibangun dermaga, besar kecilnya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan adanya dermaga disetiap pulau berarti setiap pulau dapat disinggahi kapal-kapal patroli TNI-AL. Malah ditentukan bahwa dalam waktu tertentu akan ada kapal patroli TNI-AL yang akan singgah dan merapat di demaga pulau itu. Ini adalah suatu usaha Pemerintah yang dapat dianggap sebagai subsidi kepada daerah atau pulau tersebut secara tidak langsung.
Penduduk setempat dapat menyediakan keperluan kapal-kapal patroli TNI-AL itu berupa sayuran-sayuran, tanaman bumbu dapur dan buah-buahan. Ini akan menggelitik penduduk untuk berusaha menanam dan menjual hasil tanamannya. Malah dianjurkan dan diajarkan penduduk setempat untuk menanam pohon jarak pagar. Juga diajarkan bagaimana untuk mengolah biji jarak menjadi minyak jarak. Minyak jarak ini dapat dipakai sebagai campuran minyak diesel kapal-kapal patroli TNI-AL.
Dengan demikian kapal-kapal patroli TNI-AL dapat berfungsi sepenuhnya walaupun jauh dari pelabuhan besar. Setiap kapal patroli perlu untuk merapat dan memperbaiki atau pemeliharaan alat-alat kapal dalam waktu-waktu tertentu. Diperlukan membangun bengkel-bengkel, dimana penduduk setempat diberi kesempatan untuk belajar. Para personel TNI-AL dapat membawa keluarga ke pulau-pulau ini. Usaha ekonomi akan berkembang. Para personel TNI-AL dan keluarganya akan membelanjakan gaji -gaji yang diterimanya. Perekonomian di pulau itu akan maju demikian pula perekonomian antar pulau yang mana akan menaikkan perekonomian propinsi.
Cetak biru Pelayaran Nasional perlu dikaji lebih lanjut serta mendetail, Pelayaran Nasional dengan Armada kapal baru yang cepat dan cocok dengan keadaan alamnya,merupakan tulang punggung dalam mensukseskan MP3EI.

MangSi 042212

Catatan

Beberapa tautan eksternal dibawah ini insyaAllah dapat lebih membuka cakrawala sahabat terkait tema tulisan diatas :
1. Menggugat Deklarasi Djuanda 57, http://indomaritimeinstitute.org/?p=546
2. Deklarasi Djuanda, http://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda
3. Deklarasi Djuanda dan Implikasinya Terhadap Kewilayahan Indonesia, http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4547_1355-djuanda.pdf
4. Buku Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2023 MP3EI Edisi 1, http://docs.openthinklabs.com/home/mp3ei

Tuesday, November 26, 2013

Peran Panglima TNI dalam Menangani Bencana Alam Nasional
    • bangunandaruratdua
  • Previous
  • Next
Dari pengalaman yang sudah-sudah, malapetaka yang menimpa Negara kita ini adalah malapetaka bencana alam berupa meletusnya Gunung Berapi, Tsunami, Banjir karena hujan, Tanah longsor, Kebakaran hutan. Ditahun 2004, terjadi Tsunami di Aceh. Kita belajar banyak dari musibah itu. Tahun 2010 terjadi musibah tsumani di Kepulauan Mentawai. Ternyata apa yang kita pelajari dari Tsunami Aceh itu tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam penanganan Tsunami di Mentawai.
Keadaan alam dipantai-pantai di beberapa Pulau di Kep. Mentawai ini sangat berbeda dengan keadaan pantai di Aceh. Ditambah dengan keadaan cuaca buruk berhari-hari tidak membantu sama sekali dalam kelancaran pengamanan penduduk setempat. Angin kencang yang meniup menyebabkan gelombang yang besar. Gelombang yang besar menghambat dalam usaha pertolongan dari laut. Angin yang meniup kencang, juga menyebabkan kesusahan dalam pengiriman bantuan melalui udara. Tidak ada jalan darat untuk mencapai lokasi pantai Barat dari pantai-pantai lainnya, menyebabkan usaha pertolongan mengalami kesulitan besar.
Dalam usaha "cetak biru" Penanganan Bencana Alam Tsunami, keadaan fisik dari permukiman penduduk di Pantai Barat Sumatra, Pantai Barat Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, sepanjang pantai selatan Pulau Jawa harus dipelajari dan dicatat secara mendetail. Pembangunan jalan-jalan ke permukiman penduduk di pantai Barat Sumatra dan Pulau-pulau itu adalah merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mencapai permukiman itu, apabila usaha dari laut dan dari udara tidak dapat dilaksanakan dengan semestinya. Jalan-jalan itu menghubungkan permukiman di pantai Barat dengan pantai-pantai lainnya dimana dianggap aman dari gangguan cuaca buruk sepanjang tahun. Dipantai yang aman ini dibangun pelabuhan darurat. Pelabuhan-pelabuhan ini merupakan pelabuhan bongkar kapal-kapal yang memuat barang-barang pertolongan bagi para korban bencana alam tsunami.
    • rumahlipat
Di Pantai Barat Sumatra yang berdekatan dengan Pulau-pulau sepanjang Pantai Barat Sumatra, dipilih sebagai pelabuhan penumpukan barang-barang pertolongan. Yang mana barang-barang pertolongan ini datang dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Juga harus ada jalan darat yang menghubungkan pelabuhan penumpukan barang ini dengan kota-kota lainnya dipedalaman Pantai Barat Sumatra.
Tidak jauh dari permukiman penduduk di pantai Barat Pulau-pulau itu dan di pantai Barat Sumatra dibangun permukiman darurat ditempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu yang dianggap aman dari ombak besar.
Pemasangan monitor mengenai ketinggian permukaan laut merupakan usaha pengamanan pertama. Bila permukaan naik melampaui ketinggian tertentu,monitor mengirim aba-aba ke alat penerima didarat, Alat-alat didarat berupa tiang-tiang pengeras suara yang secara electronik dinyalakan oleh aba-aba yang diterima dari alat monitor dipermukaan laut. Sirene mendengung memberikan aba-aba agar penduduk siap-siap untuk mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
Setiap permukiman penduduk ditepi pantai, selain dipasang monitor di tengah laut dan tiang-tiang pengeras suara, juga diberikan sepasang kambing untuk dipelihara didalam kandang tidak jauh dari rumah. Kambing-kambing dipasang lonceng dilehernya. Naluri binatang, bila musibah akan datang, mereka akan gelisah dan berlari-lari mencari jalan keluar. Keributan ini diantara mengembik dan bunyi lonceng dapat memberikan tanda bahwa akan datang ombak besar. Kandang kambing dibuka, penduduk setempat mengikuti jejak kambing dalam mencari tanah yang aman yang tak akan dicapai oleh ombak besar. Bila kambing-kambing itu tidak kelihatan panik dan kembali memakan rerumputan, dapat dikatakan bahwa tempat itu aman akan ancaman ombak besar.
Pendidikan penduduk setempat disertai dengan pemasangan alat pengamanan akan memudahkan dalam pemberian pertolongan bila terjadi musibah bencana alam tsunami. Disetiap permukiman penduduk, kepala Desa diberikan alat komunikasi melalui satelit langsung ke Badan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bencana alam. Alat komukkasi ini juga diperlengkapi dengan GPS. Sehingga keberadaan mereka selama menghindari musibah dapat diketahui dengan cepat dan tepat. Dengan demikian pengiriman barang-barang makanan dan obat-obatan dapat dilakukan dengan segera.
Dalam penanganan musibah Gunung Berapi, juga sebagai usaha pengamanan pertama adalah menempatkan alat-alat monitor sepanjang lereng gunung. Mulai dari puncak dekat kawah sampai ke daerah yang aman. Alat-alat pengamanan ini memancarkan aba-aba dalam waktu tertentu. alat-alat monitor ini dilengkapi dengan batterai, dimana batterai ini diisi dengan solar panel dan atau dikombinasikan dengan kincir tenaga angin. Bila abu atau awan tebal menutupi daerah ini, diharapkan hembusan angin masih dapat mengisi batre tsb.
Bila alat monitor ini berhenti memancarkan aba-aba, berarti monitor ini rusak karena awan panas atau karena lahar panas. Kecepatan turunnya awan panas dan lahar panas dapat ditentukan dengan memperhitungan "matinya" monitor yang satu dan yang berikutnya Tiang-tiang pengaman di desa-desa dinyalakan dari tempat-tempat pengintaian keadaan Gunung. Demikian juga alat-alat monitor lainnya di markas badan pengelola bencana alam gunung berapi. Dengan demikian tempat maupun fasilitas untuk pengungsi sudah disiapkan terlebih dahulu sebelum para pengungsi datang. Juga persediaan kendaraan bus untuk menampung pengungsi yang akan ditempatkan diberbagai lokasi dikota-kota tertentu.
Persiapan-persiapan ini dilokasi, dimana akan menampung pengungsi, terutama dalam mendirikan tenda-tenda untuk tidur. Penyediaan kamar rmandi, penyediaan dapur umum. Juga dilokasi lainnya disediakan tempat-tempat untuk penampungan bala bantuan berupa bahan makanan, pakaian dan keperluan sehari-hari (sabun, sikat gigi, dllnya) yang diterima dari masyarakat, swasta atu Pemerintah.
. Tidak ada suatu organisasi yang berdisplin kuat, jelas akan tanggung jawab serta "chain of command" yang jelas serta terperinci, selain TNI. Dan dalam menanggulangi bencana alam diperlukan suatu badan yang berdisiplin serta jelas akan susunan organisasinya dengan demikian dapat menghindari kesimpangsiuran, kekeliuran dalam pembahagian tugas. Harap diingat dalam keadaan musibah alam terjadi kepanikan dimasyarakat dimana suatu ketika akan menjalar kepada para petugas. Sering terjadi bahwa suasana kepanikan, suasa ketakutan serta tidak mampu berbuat sesuatu adalah gejala dari yang disebut "disoriented". Yang mana gejala ini banyak hubungannya dengan penghambatan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan. Hanya ketekunan,dedikasi,serta disiplin yang kuat dalam melakukan perintah yang dapat melawan gejala tersebut.
Dalam musibah alam seperti gempa, tsunami dan letusan gunung berapi diperlukan penanggulangan dari darat laut dan udara. Dan koordinasi dari ketiga unsur penanggulangan ini hanya dapat dilaksanakan dengan baik oleh badan organisasi yang rapih dan berdisiplin kuat. Tentunya personel dan peralatan yang memadai dan canggih akan lebih sempuirna dalam penanggulangan musibah seperti ini. Peralatan seperti kapal pengangkut, Landing Crafts Transport, Amphibious Crafts, pesawat pengangkut, helikopter, pesawat ringan sebagai pelapor keadaan di lapangan dan alangkah idealnya pemotretan dari angkasa luar dengan satelit.
Dengan kata lain, penanggulangan bencana alam nasional sewajarnya dikoordinir oleh Panglima TNI

Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional



    • mj20050501 20
  • Previous
  • Next

Ada teori yang menyatakan bahwa untuk mengembangkan suatu daerah, bangun jalan dari suatu permukiman dipantai ke pedalaman. Lambat laun akan tumbuh permukiman sepanjang jalan tersebut. Disusul oleh perkembangan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan para pemukim atau pemakai jalan itu.
Untuk memakmurkan dan menjalankan "Pemerataan Ekonomi di Sumatera", secara gamblangnya bangun jalan yang sanggup menampung lalu lintas truk biasa maupun truk gandengan dari Sabang sampai Lampung.
Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan Ekonomi di Kalimantan", bangun jalan yang sanggup menampung lalu-lintas truk dan truk gandengan dari Samarinda ke Pontianak.
Untuk memakmurkan dan menjalankan usaha "Pemerataan di Sulawesi ", bangun jalan yang sanggup menampung truk dan truk gandengan dari Bitung ke Makassar dan bercabang ke Kendari.
Untuk menampung dan menjalankan usaha " Pemerataan Ekonomi Sumatera-Jawa- Nusa Tenggara", jalanan yang disebut diatas ditambah dengan usaha penyeberangan kapal Ferry dari Lampung ke Banten, Banyuwangi ke Bali, Bali ke Lombok dan seterusnya sampai pulau terakhir di Nusa Tenggara. kapal Ferry yang sanggup menampung penumpang,mobil,sepeda motor dan truk biasa serta truk gandengan.

    • Wujudkan MP3EI, Melalui Inovasi untuk Kemajuan Bangsa

    • kapalferry dengan lng

Pembiayaan jalan raya Trans Sumatera, diundang pabrik mobil dan truk TOYOTA, tawarkan kepada perusahaan Toyota ini, "Tuan-tuan bangun jalan raya dua jalur dua arah dari Sabang sampai ke Teluk Betung.....semua kendaraaan sipil, Pemerintah dan Militer di Sumatra diprioritaskan merk "TOYOTA".
Demikian juga di Sulawesi, undang GMC, di Kalimantan Nissan, Nusa Tenggara perusahaan mobil dan truck dari China, di Papua, Ford,Chrysler, Mercedes Benz, Hino, Fuso,Isuzu.
Undang perusahaan Galangan Kapal Ferry di Negeri Belanda atau dari Australia untuk membangun ferry-ferry dari berbagai ukuran yang sanggup membuat penumpang dengan jumlah banyak juga sanggup mengangkut sepeda motor, mobil penumpang, bis dan truk juga truk gandengan.

    • kapalcepat

Mengingat bahwa NKRI adalah negara kepulauan yang mana di cetuskan oleh Perdana Menteri Djuanda di tahun 1957, sebagai konsekuensi dari pencetusan "Deklarasi Djuanda", sebagai usaha realisasi dari deklarasi itu serta untuk memberikan kesan kepada dunia luar bahwa NKRI adalah negara kepulauan, perlu dibentuk "Jalan Raya dari Sabang sampai ke Merauke"
Dimulai dengan Pemerintah membuka jalan raya ini dengan menghubungkan Sabang ke Belawan dengan jalan darat yang sanggup menampung truk biasa dan truk gandengan dan dari Belawan jalan laut ke - Bangka/Belitung - Tg.Priok- Tg.Perak - Makassar - Ambon, dari Ambon bercabang dua, yang satu ke Jayapura dan yang satu lagi ke Banda, kemudian- Merauke.
Kapal yang dioperasikan adalah kapal Ferry berkecepatan 30 knots jenis Ro-Ro ukuran 3000Ton atau lebih. Dengan jadwal yang teratur dan tepat dengan mengoperasikan 2 kapal Ferry jenis Ro-Ro ini dapat dijadwalkan setiap 10 hari kapal Ferry ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan tersebut.

    • kapalferry roro

Dengan investasi sekitar 500 Juta USD. Investasi pembelian 3 kapal Ferry serta pembangunan dermaga untuk kapal Ro-Ro disetiap pelabuhan yang disinggahi. Investasi ini merupakan jauh lebih rendah dari ongkos pembangunan Jembatan Selat Sunda. Ini bukan proyek dua propinsi tetapi merupakan proyek Nasional dalam rangka usaha Pemerataan Ekonomi di seluruh Nusantara. Proyek ini bukan proyek impian atau mercu suar, ini merupakan proyek yang nyata yang dalam jangka waktu tertentu, mungkin sampai 20 tahun, investasi yang dikembalikan.
Kapal Ferry yang sanggup menampung 1000 penumpang, penumpang duduk seperti di pesawat. Sanggup memuat muatan berupa truk, peti kemas beroda, kendaraan mobil dan speda motor. Salah satu keharusan lainnya ialah kapal Ferry ini harus mempunyai kesanggupan untuk memuat peti kemas pendingin beroda. Yang mana peti kemas pendingin beroda ini sewaktu dikapalkan memakai tenaga dari kapal untuk pengeoperasian alat pendinginnya dan alat pendinginnya ini dapat beroperasi sendiri setelah keluar dari kapal.
Kenyamanan dan kelancaran keluar masuk kapal dipelabuhan harus dijaga dengan demikian, arus penumpang akan bertambah karena "mudah" untuk berpergian dengan kapal ini. Kemudahan ini akan memacu keinginan untuk pulang kampung kapan saja. Pulang kampung berarti membelanjakan upah yang diterimanya di tempat-tempat mereka berkerja di kota-kota besar, dan membelanjakannya di kampung halaman. Perekonomian lokal akan berkembang. Apalagi bila disertai usaha Pemerintah Pusat dan Pemda untuk membangun jalan yang bagus dari kota pelabuhan ke pedalaman. Dikarenakan kapal ferry ini dapat memuat sepeda motor, pengangkutan dari kota pelabuhan dapat memakai sepeda motor sendiri. Kemungkinan besar sepeda motor ditinggalkan dikampung halaman untuk dipakai oleh keluarga. Dengan demikian secara tidak langsung "pemerataaan" akan tersebar luas sampai ke desa-desa di perdalaman.
Adalah tanggung jawab Pemda untuk mengusahakan "feeder service" dari pelabuhan-pelabuhan ini ke pelabuhan lainnya di daerahnya.. Diusahakan kapal Ferry jenis Ro-Ro berukuran kecil dengan kecepatan diatas 15 knots, sebagai kapal-kapal "feeders". Atau melalui jalan darat sampai ketempat tujuan.
Dengan demikian tercipta sistem pengapalan muatan "door to door" service. Cara pengapalan seperti ini banyak menghemat perongkosan-perongkosan seperti pembangunan gudang dipelabuhan, peralatan bongkar-muat di pelabuhan. Disamping waktu pengiriman yang cepat juga keselamatan muatan selama dalam perjalanannya dapat dijamin. Dengan kecepatan 30 knots atau lebih , Belawan - Bangka/Belitung - Tg.Priok dapat dicapai dalam waktu 2-1/2 hari. Tg.Priok - Tg. Perak dalam waktu kira-kira 1 hari. Tg.Perak - Makassar dalam waktu 2 hari. Makassar ke Ambon dalam waktu 2 hari. Ambon ke Jayapura 2-1/2 ampai 3 hari. dan Ambon ke Banda/Merauke dalam wakrtu 2 hari.
Dengan mengharuskan memuat peti kemas pendingin beroda, membuka jalan bagi pengapalan ikan-ikan ke daerah lainnya. Apabila jumlah ikan yang akan dikapalkan sudah mencapai jumlah besar, membuka kemungkinan untuk pembangunan gudang pendingin di pelabuhan. Dapat menarik investasi dalam pembangunan pabrik ikan kaleng. Kemungkinan lain, terbuka untuk pengoperasian kapal-kapal khusus dengan peralatan pendingin, sehingga dapat dikapalkan ikan-ikan dengan jumlah besar.
Pemikiran mengenai "Jalur Pemerataan Ekonomi Nasional" ini adalah sejajar dengan usaha pemerintah yang di tuangkan dalam MP3EI.
Pelayaran Nasional Nusantara adalah tulang punggung dalam pemerataan ekonomi nasional, sewajarnya untuk dikaji lebih dalam serta menyertakan kemajuan teknologi dibidang pembangunan kapal-kapal baru. Dicarikan atau dibangun kapal-kapal yang cocok untuk melayari jalur-jalur pelayaran Nusantara. Juga harus diberikan perhatian yang lebih besar akan serta diberikan fasilitas tertentu bagi armada kapal layar Pinisi.
Keistimewaan kapal layar Pinisi ini ialah kapal layar Pinisi dapat menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di seluruh Nusantara yang tak dapat disinggahi kapal-kapal Pelayaran Nasional.
Kapal layar Pinnisi warisan nenek moyang ini adalah wajar diberikan perhatian utama serta diberikan perlakuan istimewa dalam usaha-usaha pengoperasiannya. Perlakuan ini berupa kelonggaran dalam perpajakkan, pengerukan secara teratur dipelabuhan-pelabuhan khusus kapal layar Pinisi, serta memakai peralatan modern didarat dalam usaha bongkar muat. Adalah wajar sekali bahwa warisan nenek moyang ini dapat dibimbing oleh Pemerintah dalam usaha pemakaian peralatan-peralatan modern dan canggih diatas kapal, disesuaikan dengan kemajuan dibidang hi-tech.
MangSi 030312

Monoral dan Kemacetan Lalu-lintas di Jakarta


 


    • monorail kemacetan

Dengan dibangunnya "Monorail" di Jakarta sedikit banyaknya akan ada dampaknya kepada kemacetan lalu lintas di Ibu Kota. Mengurangi kemacetan lalu lintas,berarti mengurangi kendaraan di jalanan. Dengan adanya "Monorail", kemungkinan besar para pengendara sepeda motor, terutama para pegawai kantoran, akan memilih Pengangkutan Umum ini. Kenyamanan dengan gerbong-gerbong ber A/C sangat menarik. Apalagi kalau disertai dengan harga karcis yang murah. Faktor cuaca juga membuat berpergian dengan Pengangkutan Umum akan lebih menarik pemakainya. Namun jumlah pengendar sepeda motor memakai jalanan di Ibu Kota tidak akan menurun dengan drastis, kalaupun Monorail sudah berjalan. Terutama bagi pengendara sepeda motor yang masih muda-muda. Perasaan mandiri serta mobilitas sepeda motor tidak bisa diganti dengan pengangkutan Umum. Ditambah dengan setiap tahunnya anak-anak muda yang sudah cukup umur untuk mendapatkan SIM akan bertambah juga jumlahnya. Dan sebagai "tanda" kedewasaannya itu merreka akan menunjukkannya dengan naik sepeda motor.
Pembangunan Monorail juga harus dibarengi dengan usaha lain untuk menampung anak-anak sekolah dari rumah ke sekeloh dan sebaliknya. Satu caranya ialah menyediakan angkutan khusus untuk anak-anak sekolah. Berupa Bis Khusus Anak Sekolah. Perusahaan Swasta yang bergerak dibidang ini, harus mendapatkan kelonggaran dalam pengoperasiannya. Apakah dalam bentuk BBM yang murah, atau memakai mesin-mesin Diesel/Electric atau mesin Hybrid. Juga perlu dibantu dalam hal pengkreditan pembelian Bis yang murah. Dengan demikian pengoperasian bis-bis anak sekolah ini dapat memberikan suatu keuntungan yang wajar bagi perusahaan. Sedikitnya dengan adanya pengngkutan bis anak sekolah ini tidak mengharuskan orang tua untuk membeli sepeda motor bagi anaknya untuk keperluan ke sekolah. Mungkin pengadaan Bis-bis sekolah ini diperluas dengan pengadaan Bis-bis untuk Mahasiswa.
Pengurangan lalu lintas di jalanan Ibu Kota tidak akan terjadi kalau tidak dibangun jalanan baru untuk menampung jumlah kendaraan-kendaraan terutama sepeda motor. Pembangunan jalanan baru adalah suatu hal yang mendekati ketidak mungkinan. Jadi bagaimana jalan keluarnya dari persoalan "macet" di jalanan ini?
Suatu pemikiran yang "gila", tetapi besar kemungkinannya bisa terjadi. Pembangunan "monorail" harus dibarengi dalam usaha memberikan jalan keluar bagi pengendara sepeda motor. Bagaimana seandainya "jalanan" monorail diatas dan dibawahnya dibangunan jalanan khusus untuk sepeda motor. Dengan membangun jalur-jalur jalanan sepeda motor dikiri dan kanannya tiang-tiang penyangga "Monorail". Tentu ditempat-tempat tertentu ada jalur untuk keluar/masuk dari/ke jalur layang khusus sepeda motor ini ke jalanan biasa. "Jalanan-layang-khusus-sepeda-motor" ini diusahakan jangan dikenakan biaya. Dengan demikian akan menarik para pengendara sepeda motor untuk memakai jalanan layang ini sebisa mungkin. Berat sepeda motor dengan pengendaranya tidak akan merupakan persoalan besar dalam pembangunan "jalan-layang-khusus -sepeda-motor-dibawah-jalanan-Monorail" dengan memakai penyangga Monorail juga sebagai penyanggah jalanan sepeda motor ini.
Dengan demikian pembiayaan suatu proyek yang begitu besar, seperti Monorail ini, tidak saja dalam usaha pengangkutan penumpang saja, tetapi juga merupakan usaha dalam mencari jalan keluar dari persoalan lain. Dalam hal ini memindahkan sepeda motor dari jalanan biasa kejalanan khusus sepeda motor. Moge tidak diperkenankan memakai jalanan-khusus-sepeda motor ini. Dalam waktu-waktu tertentu, dalam jarak tertentu, jalanan khusus ini dipakai untuk sepeda gowes saja, sebagai tempat berekreasi warga. Pemakaian jalanan layang ini khusus untuk sepeda gowes, diadakan pada hari-hari libur dimana kantor tutup atau dihari Mingggu.
Dengan demikian, seperrti pepatah......"sekali merekuh dayung dua, tiga pulau terlampau.